Muh Zaky al-Garuty penulis buku berjudul Musafir Cinta-Nya.
***
Buku Antologi Puisi, tema cinta, do'a dan kehidupan, serta nasehat.
Disajikan dengan bahasa santun, membuat pembaca terobsesi larut dan meleleh hatinya.
Perjalanan menuju cinta-Nya.
al-Garuty
RASULULLAH
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
-
Muh Zaky al-Garuty penulis puisi-puisi pada umumnya berbau religi, melelehkan hati
Antroposen Sastra: Catatan Pengantar atas “Impotensi” Sastra Pesantren Pola pikir Makcomblang sejati serta nyeleneh, biasanya selalu mempertanyakan segala sesuatunya dalam konteks hubungan. Seperti mengotak-atik seberapa jauh hubungan: Budi dan Wati, Rosi dan Rosidin, atau bahkan Rafli Ahmad dan Ayu Ting-Ting. Jika mendadar hubungan Budi dan Wati, pasti jawabannya akan sangat baik-baik saja. Apalagi keduanya senantiasa akan naik daun pada setiap indoktrinasi buku pembelajaran membaca generasi baheula . Setiap ungkapan: “ Ini Budi ”, selalu disandingkan dengan “ Ini Wati ”. Tidak pernah dipadukan dengan “ Ini Eman ”, “ Ini Rojali ”, atau “ Ini Heri ”. Sehingga nama ibu dan bapaknya pun tidak pernah memunculkan di luar nama Ibu dan Bapak Budi serta Wati. Begitupun sosok pebalap motor GP yakni Rosi, memiliki kemiripan hubungan yang sangat erat dengan cerita Rosidin. Seorang tukang ojeg kampung yang berlaga mirip Rosi. Namun, takdirlah yang membedakan mereka berdua. ...
Tiga bulan kemudian dari kelulusan sekolahnya, Nurul jarang keluar rumah dan sering murung. Hari menjelang Maghrib , Ahmad terkejut menerima pesan (SMS) dari Nurul yang lama lenyap tak ada kabar, dengan segera Ahmad mengambil HPnya, dan dibacanya “A,aa, maafkan Nurul, Nurul telat tiga bulan, Aa mesti datang ke rumah orang tuaku, mohon dengan sangat” ujar Nurul dalam pesannya. Setelah membaca isi pesan itu, Ahmad merasa sangat terpukul, sambil mengusap dada, Ahmad berucap” astaghfirullah innalillahi wa inna ilaihi raaji’uun , ko, bisa gini, padahal aku dulu cuman taarrufan dan silaturrahim sama ortunya, lagian aku belum pernah ngapa-ngapain dia, lagi pula aku udah lama bubaran. Yaa Allah , cobaan apa lagi yang menimpaku? Ku mohon kuatkan aku, ya Rabb!”
"Jawaban Puisi Sukmawati (Ibu Indonesia)" Karya; al-Garuty Ibu, terima kasih atas isi sukmamu, cukup memberi kejelasan pada kami tentang wujud dirimu Bahwa ibu tak tahu syatri’at Islam. Jika sari konde, gerai rambut lebih suci dari cadar Kenapa kau tak katakan lebih indah, jika lekuk tubuh tanpa busana? Bukankah rambut dan tubuh sama-sama aurat? Ternyata keindahan yang ibu tilai hanya wujud luar saja, Ibu, engkau memang benar-benar tak tahu syari’at. Pantaslah pandangan kita menjadi pudar dan asing, jika kita lebih asik pada netra dunia. Memalingkan syari'at agama. Sadarilah, yang hakiki bukan wujud luar semata. Namun dibalik itu ada jiwa. Sebagai ruh yang perlu dibina. Jika kidung ibu, lebih elok dari suara adzan, Pantaskah jika dipakai untuk memanggil menghadap Tuhan? Yang aku tahu hanyalah setan Yang jauhi bacaan Qur'an Dan lantunan adzan. Jika gemulai tari dikatakan ibadah Bisakah lenggok pinggulnya T...
Komentar